Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. di MTs Negeri 3 Demak

Demak (MTsN 3) – Rabiul Awal merupakan salah satu bulan istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia karena memiliki berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam. Dalam tradisi masyarakat muslim di Indonesia, bulan ini identik dengan perayaan Maulid Nabi, atau momen peringatan hari lahir Nabi Muhammad Saw. Momentum tersebut juga tidak terlewatkan bagi civitas akademika MTs Negeri 3 Demak untuk memperingatinya. Bertempat di Masjid Syifaush Shudur, peringatan kelahiran Nabi Muhammad Saw. berlangsung khidmat pada Sabtu (30/9), dengan mengusung tema, ‘Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. 1445 H sebagai Penguatan Pendidikan Karakter dan Nilai Religius Generasi Milenial di Era Digital dengan Meneladani Integritas Rasulullah Saw.’.

Rangkaian acara peringatan Maulid Nabi di MTs Negeri 3 Demak meliputi: Salat Dhuha Berjamaah,Tahtimul Qur’an dan Tahlil, Sambutan Ketua OSIM, Sambutan Kepala MTs Negeri 3 Demak, Pembacaan barzanji atau salawatan dengan iringan rebana, dan ditutup dengan Mau’idhoh Hasanah.

Makna penting dari peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. bagi umat muslim disampaikan oleh Kepala MTs Negeri 3 Demak, H. Nur Kamsan, S.Ag., M.Pd., dalam sambutannya. Ia menyampaikan bahwa peringatan Maulid Nabi merupakan momentum untuk meneladani nilai-nilai dan ajaran Rasulullah dalam menjalani kehidupan, baik dalam beribadah maupun bermuamalah.

“Esensi dari peringatan Maulid Nabi sesungguhnya adalah untuk meneladani setiap pikiran, ucapan, dan tindakan Rasulullah. Kita patut meneladani buah pikiran yang cerdas dan jernih, ucapan yang santun dan lembut, serta tindakan yang arif dan bijaksana. Itulah perilaku yang diwarnai oleh Al-Qur’anul Karim,” tambahnya.

Puncak dari acara peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. di MTs Negeri 3 Demak adalah Mau’idhoh Hasanah yang disampaikan oleh Kyai Imron, S.Pd.I. Dalam tausiyahnya, Imron menyampaikan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. merupakan salah satu bentuk kecintaan umat kepada Rasulullah.

“Selaku umat Islam yang mengaku umatnya Nabi Mauhammad Saw., kita harus benar-benar cinta kepada Nabi Muhammad dengan meneladani perilakunya. Salah satunya juga tidak boleh lupa yaitu hari kelahirannya. Oleh karena itu, penting untuk selalu memperingati kelahiran Nabi Muhammad Saw. agar generasi muda, khususnya siswa MTs Negeri 3 Demak, selalu ingat dan makin cinta kepada Nabi Muhammad Saw.,” ujarnya.

Imron menambahkan, rasa cinta kepada Baginda Rasul dapat diwujudkan dengan menjaga warisan dan sunahnya, yaitu Al-Qura-an dan Al-Hadits, juga dengan memperbanyak salawat.  Bersalawat (mengucapkan doa) kepada Nabi Muhammad Saw. sangat dianjurkan bagi umat Islam sebagai wujud cinta kepada Nabi Muhammad Saw. Dengan bersalawat, seseorang akan mendapatkan berbagai kemuliaan, seperti Allah menjanjikan berlipat pahala, Allah akan mengangkat derajatnya, Allah menjanjikan akan mengumpulkan orang yang gemar bersalawat bersama Nabi Muhammad Saw. kelak di surga.

Imron juga menjelaskan tentang keistimewaan bersalawat kepada Nabi yang tidak hanya dilakukan oleh umat Nabi saja, melainkan juga oleh Allah dan malaikat.

“Dalam QS. Al Ahzab ayat 56 dijelaskan bahwa Allah Swt. dan para malaikat bersalawat untuk Nabi Muhammad Saw. Allah bersalawat kepada makhluk-Nya berarti memberikan rahmah dan berkah. Sedangkan dalam konteks malaikat maknanya doa dan memohon pengampunan. Sementara itu, salawat yang diucapkan manusia itu maknanya doa dan istighfar. Jadi, ada banyak rahmah dan berkah dari Allah Swt. di saat kita memperingati hari lahir Rasulullah melalui pembacaan syair-syair dalam Kitab Maulid, Al Barzanji, seperti yang kita lakukan tadi,” jelasnya.

Akhirnya, momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. 1445 H di MTs Negeri 3 Demak diharapkan mampu menjadi titik pijak untuk meneguhkan kembali komitmen dalam mencontoh perilaku Nabi. Semoga, MTs Negeri 3 Demak sebagai salah satu lembaga pendidikan yang memiliki visi berakhlakul karimah dapat meneladani akhlak Rasulullah melalui penguatan pendidikan karakter dan nilai religius bagi peserta didiknya di era digital.

(Ikha Mayashofa Arifiyanti)